Kamis, 21 Mei 2015

Pengertian Etika dan Tatakrama


PENGERTIAN ETIKA

Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan
  1. etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000).
  2. dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama (Poerwadarminta, sejak 1953 – mengutip dari Bertens,2000), etika mempunyai arti sebagai : “ilmu        pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral)”.
  3. dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 – mengutip dari Bertens 2000), mempunyai arti :
  4. nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. (K.Bertens, 2000).
  • ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral    (akhlak);
  • kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
  1. Misalnya, jika orang berbicara tentang etika orang Jawa, etika agama Budha, etika Protestan dan sebagainya, maka yang dimaksudkan etika di sini bukan etika sebagai ilmu melainkan etika sebagai sistem nilai. Sistem nilai ini bisa berfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada taraf sosial. (K.Bertens, 2000).
 6. kumpulan asas atau nilai moral. (K.Bertens, 2000).

 7. Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal

8. Erminius Techicus, Pengertian etika dalam hal ini adalah, etika dipelajari untuk ilmu pengetahuan yang memperlajari masalah atau tindakan amnesia.

 9. Etika baru menjadi ilmu bila kemungkinan-kemungkinan etis (asas-asas dan nilai-nilai tentang yang dianggap baik dan buruk) yang begitu saja diterima dalam suatu masyarakat dan sering kali tanpa disadari menjadi bahan refleksi bagi suatu penelitian sistematis dan metodis. Etika di sini sama artinya dengan filsafat moral.

10.  Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.


PENGERTIAN ETIKET

Istilah etiket berasal dari Etiquette (Perancis) yang berarti dari awal suatu kartu undangan yang biasanya dipergunakan semasa raja-raja di Perancis mengadakan pertemuan resmi, pesta dan resepsi un tuk kalangan para elite kerajaan atau bangsawan.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diberikan beberapa arti dari kata “etiket”, yaitu :
  1. Etiket (Belanda) secarik kertas yang ditempelkan pada kemasan barang-barang (dagang) yang bertuliskan nama, isi, dan sebagainya tentang barang itu.
  2. Etiket (Perancis) adat sopan santun atau tata krama yang perlu selalu diperhatikan dalam pergaulan agar hubungan selalu baik.
K. Bertens dalam bukunya yang berjudul “Etika”(2000)
  1. Etiket menyangkut cara (tata acara) suatu perbuatan harus dilakukan manusia. Misal : Ketika saya menyerahkan sesuatu kepada orang lain, saya harus menyerahkannya dengan menggunakan tangan kanan. Jika saya menyerahkannya dengan tangan kiri, maka saya dianggap melanggar etiket.
  2. Etiket hanya berlaku dalam situasi dimana kita tidak seorang diri (ada orang lain di sekitar kita). Bila tidak ada orang lain di sekitar kita atau tidak ada saksi mata, maka etiket tidak berlaku. Misal : Saya sedang makan bersama bersama teman sambil meletakkan kaki saya di atas meja makan, maka saya dianggap melanggat etiket. Tetapi kalau saya sedang makan sendirian (tidak ada orang lain), maka saya tidak melanggar etiket jika saya makan dengan cara demikian.
  3. Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam satu kebudayaan, bisa saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain. Misal : makan dengan tangan atau bersendawa waktu makan.
  4. Etiket memandang manusia dari segi lahiriah saja. Orang yang berpegang pada etiket bisa juga bersifat munafik. Misal : Bisa saja orang tampi sebagai “manusia berbulu ayam”, dari luar sangan sopan dan halus, tapi di dalam penuh kebusukan.
B. PERBEDAAN  ETIKET  DAN  ETIKA
    
      I .  Etika
1.      menyangkut cara perbuatan yazng harus dilaksanakan oleh seseorang atau kelompok tertentu;
2.      memberikan norma tentang perbuatan itu sendiri;
3.      menyangkut apakah suatu perbuatan bias dilakukan antara ya dan tidak;
4.      tidak memperhatikan orang lain atau tidak;
5.      jauh bersifat mutlak;
6.      prinsip sangat universal dan tidak bisa ada proses tawar-menawar;
7.      lebih menyangkut aspek internal manusia;
8.      dalam hal perilaku etik, manusia tidak bisa  bersifat kontradiktif;

II. Etiket
  1. memberikan dan menunjukkan cara yang tepat dalam bertindak;
  2. hanya berlaku dalam pergaulan social;
  3. selalu berlaku ketika ada orang lain;
  4. bersifat relative / terjadi keragaman dalam penafsiran;
  5. hanya menyangkut segi lahiriah saja;
  6. dalam hal etiket orang dapat munafik;
   Jadi dapat disimpulkan bahwa perbedaan etiket dan etika yaitu:

1.      Etiket menyangkut cara (tata acara) suatu perbuatan harus dilakukan manusia. Misal : Ketika saya menyerahkan sesuatu kepada orang lain, saya harus menyerahkannya dengan menggunakan tangan kanan. Jika saya menyerahkannya dengan tangan kiri, maka saya dianggap melanggar etiket.Etika menyangkut cara dilakukannya suatu perbuatan sekaligus memberi norma dari perbuatan itu sendiri. Misal : Dilarang mengambil barang milik orang lain tanpa izin karena mengambil barang milik orang lain tanpa izin sama artinya dengan mencuri. “Jangan mencuri” merupakan suatu norma etika. Di sini tidak dipersoalkan apakah pencuri tersebut mencuri dengan tangan kanan atau tangan kiri.

2.      Etiket hanya berlaku dalam situasi dimana kita tidak seorang diri (ada orang lain di sekitar kita). Bila tidak ada orang lain di sekitar kita atau tidak ada saksi mata, maka etiket tidak berlaku. Misal : Saya sedang makan bersama bersama teman sambil meletakkan kaki saya di atas meja makan, maka saya dianggap melanggat etiket. Tetapi kalau saya sedang makan sendirian (tidak ada orang lain), maka saya tidak melanggar etiket jika saya makan dengan cara demikian. Etika selalu berlaku, baik kita sedang sendiri atau bersama orang lain. Misal: Larangan mencuri selalu berlaku, baik sedang sendiri atau ada orang lain. Atau barang yang dipinjam selalu harus dikembalikan meskipun si empunya barang sudah lupa.

3.      Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam satu kebudayaan, bisa saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain. Misal : makan dengan tangan atau bersendawa waktu makan. Etika bersifat absolut. “Jangan mencuri”, “Jangan membunuh” merupakan prinsip-prinsip etika yang tidak bisa ditawar-tawar.

4.      Etiket memandang manusia dari segi lahiriah saja. Orang yang berpegang pada etiket bisa juga bersifat munafik. Misal : Bisa saja orang tampil sebagai “serigala berbulu domba”, dari luar sangat sopan dan halus, tapi di dalam penuh kebusukan. Etika memandang manusia dari segi dalam. Orang yang etis tidak mungkin bersifat munafik, sebab orang yang bersikap etis pasti orang yang sungguh-sungguh baik.

C. MEMAHAMI ETIKA DAN PRINSIP ETIKA

          Etika disebut juga filsafat moral adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai praksis (tindakan) manusia. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, tetapi mempersoalkan bagimana manusia harus bertindak
Etika merupakan ilmu tentang norma, nilai, dan ajaran moral. Etika merupakan filsafat yang merefleksikan ajaran moral. Pemikiran filsafat mempinyai cirri khas, yaitu bersifat rasional, kritis, mendasar, sisitematik, dan normatife
.
D. PRINSIP –PRINSIP ETIKA PERGAULAN
  1. Hak dan kewajiban
Hak kita memang layak untuk kita tuntut, tetapi juga jangan sampai meningglkan kewajiban kita sebagai makhluk social.
  1. Tertib dan Disiplin
Selalu tertib dan disiplin dalam melakukan setiap aktifitas. Disiplin waktu supaya tidak keteteran dalam membagi waktu yg kita punyai.

IKesopanan
Senantiasa menjaga sopan santun, baik dengan teman sebaya atau orang tua dan juga guru dimanapun dan kapanpun.

II. Kesederhanaan
Bersikaplah sederhana dan menurut ajaran agama yg kita anut dianut masing-masing.

III. Kejujuran
Jujur akan membawa kita kedalam kebenaran. Bersikaplah jujur walaupun itu pahit.

IV. Keadilan
Senantiasa bersikap adil dalam pergaulan. Tidak membeda-bedakan teman.

VCinta Kasih
Saling mencintai dan menyayangi teman agar ita terhindar dari permusuhan.

VI. Suasana dan Tempat Pergaulan Kita
Ini sangat penting juga bagi kita dan harus menjadi bahan pertimbangan serta perhatian kita semua.


E.  MELAKSNAKAN  PRINSIP – PRINSIP  ETIKA  PERGAULAN

      Etika juga dapat dipergunakan sebagai tolok ukur kepribadian seseorang. Etika dapat dibentuk melalui berbagai cara, antara lain dengan pergaulan, pendidikan, lingkungan dan kebiasaan.
     Yang harus diperhatikan dalam etika pergaulan baik dengan orang sebaya, dibawah maupun yang diatas kita baik disisi sosial maupun usia adalah prinsip saling menghormati. Dengan etika yang baik dapat dipastikan bahwa seseorang akan dapat diterima dengan baik dalam pergaulan sehari-hari.
Hal mendasar dalam etika pergaulan adalah :
1. Bersikap sopan santun dan ramah
2. Perhatian terhadap orang lain
3. Mampu menjaga perasaan orang lain
4. Toleransi dan rasa ingin membantu
5. Mampu mengendalikan emosi diri

       Dalam etika pergaulan penampilan seseorang dapat memberikan kesan yang baik atau sebaliknya. Penampilan yang menarik dan memikat merupakan modal untuk dapat meraih sukses dalam pergaulan. Penampilan yang menarik dan memikat dapat diperoleh dangan cara :
1. Memahami kelebihan dan kekurangan diri sendiri
2. Memahami bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan
3. Menjauhkan diri dari rasa minder dan rendah diri
4. Bersikap wajar, tidak “over atau under confidence
I. Etika berpakaian.

1. Bagi yang bertubuh kurus :

Ø  Hindari pakaian yang ketat
Ø  Diutamakan bahan yang halus dan melayang
Ø  Warna terang lebih dianjurkan
Ø  Gunakan motif garis horizontal

2.Bagi yang bertubuh besar

Ø  Hindari busana motif horizontal
Ø  Hindari ornamen busana dan asesori berlebihan

3. Warna kulit terang akan lebih menarik mempergunakan busana yang berwarna gelap
4. Bagi wanita, perpaduan motif dan warna busana baik kebaya/ blus, kain panjang/ rok dan selendang/pasmina disesuaikan. Busana bermotif dipadu dengan setelan senada.
5. Bagi pria, warna kemeja diusahakan serasi dengan warna jas dan dasi. Kemeja motif kotak-kotak tidak disarankan dipadu dengan jas pada acara resmi. Pemakaian dasi disesuaikan dengan warna kemeja daripada warna jasnya.
6. Pada setelan jas maupun kemeja berdasi disarankan tidak menyelipkan pin atau benda lain yang membuat saku menggelembung (kacamata, handphone dll).
7. Pada pemakaian dasi pangkalnya harus berakhir pada gesper ikat pinggang yang dipakai. Dasi kupu-kupu hanya untuk pakaian dan acara tertentu.
8. Untuk acara resmi pakai sepatu warna hitam dan kaos kaki disesuaikan dengan warna jas atau warna hitam. Hindari sepatu dengan sol karet atau warna lain.

II. Etika berkenalan/ bersalaman
1. Ucapkan nama dengan jelas.
2. Lakukan kontak mata.
3. Jabat tangan dengan hangat, tidak dingin.
4. Perkenalkan pria pada wanita, yang muda kepada yang tua atau yang memiliki jabatan.
5. Pada saat sedang duduk, sebaiknya berdiri sebentar.
6. Jangan melakukan perkenalan di tempat yang ramai.

III. Etika berbicara
1. Harus menatap lawan bicara.
2. Suara harus jelas terdengar.
3. Menggunakan tata bahasa yang baik.
4. Jangan menggunakan nada suara yang tinggi.
5. Bias mengimbangi lawan bicara.
6. Berusaha menyenangkan lawan bicara.
7. Mampu menciptakan suasana humor.
8. Memuji lawan bicara.
9. Mampu menjadi pendengar yang baik.
10. Dalam berbicara hindari hal-hal sebagai berikut ;
Ø   Membicarakan kejelekan orang lain
Ø   Membicarakan hal yang sensitif
Ø   Memotong pembicaraan orang
Ø   Mendominasi pembicaraan
Ø   Banyak membicarakan diri sendiri

IV. Etika bertelpon
1. Segera angkat telpon yang berdering
2. Sebutkan salam dan nama anda.
3. Bersikaplah dengan hangat
4. Jangan menerima telpon sambil makan
5. Bila telpon terputus maka penelpon pertama harus menyambung kembali
6. Jangan telpon sambil menelpon orang lain
7. Kendalikan emosi anda pada saat menerima telpon
8. Ucapkan kata-kata yang jelas jelas, jangan menggumam
9. Hindari pembicaraan dengan akrab yang berlebihan
10. Pada akhir pembicaraan ucapkan salam penutup sebagai ucapan terima kasih.

V. Etika bertamu
1. Beritahu lebih dahulu untuk mendapat kepastian apakah tuan rumah ada di tempat dan bersedia dikunjungi.
2. Tepat waktu untuk memberikan kesan yang baik pada tuan rumah dan menghargai waktu tuan rumah
3. Masuk, bila sudah dipersilahkan. Bila pintu tidak terkunci, jangan sembarangan masuk. Bila pintu terkunci ketuklah atau bunyikan bel dan bersabar.
4. Ucapkan salam. Sebagai penghormatan kepada tuan rumah dan tanda bahwa anda telah datang. Demikian juga pada saat hendak pamit.
5. Ingat waktu. Walaupun tuan rumah sangat ramah dan kelihatannya senang atas kunjungan anda.
6. Jangan memegang barang. Sebelum mendapatkan ijin dari tuan rumah pujilah tentang barangnya.
7. Jangan merokok bila belum dipersilakan.
8. Jaga sikap dan omongan. Jangan sekali-kali mengkritik interior rumahnya, seberantakan apapun.
9. Situasi rumah. Bila situasi rumah sedang kurang enak atau membutuhkan perhatian tuan rumah, sebaiknya segera pamit.
10. Jika ada tamu lain. Perkenalkan diri anda pada tamu yang datang lebih dahulu.

VI. Etika Berorganisasi
1. Menjunjung tinggi prinsip “loyalitas”, karena tanpa loyalitas yang tinggi suatu organisasi tidak dapat melaksanakan program kegiatan yang direncanakan .
2. Tidak membedakan antara pengurus organisasi dengan anggota yang diurus.
3. Menjunjung tinggi “rasa turut”, yaitu :
Ø   Rasa turut memiliki (sense of belonging)
Ø   Rasa turut berperan serta (sense of participation)
Ø   Rasa turut bertanggung jawab (sense of responsibility)

4. Memahami Hubungan dengan pimpinan
Ø  Hormat
Ø  Minta Saran dan petunjuk
Ø  Tidak Mengecewakan
Ø  Beri |Saran
Ø  Jangan Menolaj Perintah
Ø  Jangan Membuat malu
Ø  Memahami hubungan dengan yang di pimpin
Ø  Hargai yang di pimpin
Ø  Jangan tunjukkan kekuasaan
Ø  Membina hubungan baik
Ø  Menanyakan Kondisi
Ø  Bijaksana dalam memberikan perintah dan teguran
Ø  Memahami hubungsn sesama pengurus
Ø  Saling membantu
Ø  Saling mengingatkan
Ø  Hindari Komflik
Ø  Berdiskusi dengan cara yang sehat
Ø  Jangan Menjatuhkan teman

VII. Kepribadian yang baik merupakan pribadi yang :
1. Disukai banyak orang, dihargai dan dinilai sebagai orang yang menyenangkan dalam pergaulan.
2. Dianggap sebagai orang yang patut mendapatkan kepercayaan dan penghargaan.
3. Biasanya adalah orang yang suka melakukan kebaikan dan menjauhi kejahatan, suka menolong dan memberi perhatian terhadap kepentingan orang lain.
4. Yang sanggup mengasihi orang lain, walaupun orang itu telah menyakiti hatinya, dan mau mengampuni kesalahan orang lain.
5. Tidak pernah lari dari tanggung jawab dan konsekuen dalam bertindak.

VIII. Kiat-kiat untuk mencapai sukses seseorang selain memiliki kepribadian yang baik, kiranya perlu untuk melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Mencintai dan ikhlas dalam melaksanakan tugas yang dibebankan.
2. Tidak pernah melalaikan tugas yang diberikan oleh pimpinan.
3. Berani menghadapi masalah.
4. Mau menerima nasehat/saran orang lain.
5. Berani berpendapat dan mau mempertimbangkan pendapat orang lain.
6. Tidak menyimpan informasi yang bermanfaat.

IX. Kata-kata bijak.
1. Jangan takut membuat kesalahan. Kearifan itu muncul dari kesalahan-kesalahan.
2. Mengeluh adalah membunuh secara ilmiah.
3. Mungkin ada keberuntungan dalam mendapatkan pekerjaan, tapi tidak ada keberuntungan dalam mempertahankan kerja.
4. Paling nikmat dalam hidup ini adalah mengerjakan sesuatu yang anda anggap tidak bisa anda kerja


Di Tulis Oleh : Anak Pulau